![]() |
Ilustrasi profil akun X (Image by freepik) |
Dalam beberapa tahun terakhir, platform media sosial telah mengalami perubahan signifikan dalam upaya menciptakan lingkungan online yang lebih positif dan sehat. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah penghilangan tab suka.
Hilangnya tab suka sosial media X
Belakangan ini, sosial media X mulai menyembunyikan tab suka karena alasan privasi. Saat ini tab suka hanya dapat dilihat oleh pemilik akun dan tidak dapat dilihat oleh pengguna lain seperti sebelumnya. Hal ini tentunya menimbulkan pembicaraan di antara warganet di X.
Hilangnya fitur tab suka di media sosial X menjadi perbincangan hangat di kalangan pengguna dan pengamat media sosial. Saat fitur ini dihapus dari platform, banyak yang merasa kebingungan dan bertanya-tanya tentang tujuan dari perubahan tersebut. Tab suka, yang sebelumnya menjadi salah satu cara bagi pengguna untuk menunjukkan apresiasi terhadap konten yang mereka nikmati, kini hilang begitu saja, meninggalkan jejak pertanyaan di benak banyak orang.
Sebagian pengguna merasa bahwa hilangnya tab suka adalah langkah mundur bagi platform yang dikenal luas dengan komunitasnya yang dinamis. Fitur ini, yang memungkinkan pengguna untuk memberikan tanda ‘suka’ pada unggahan teman atau konten yang menarik, telah menjadi bagian integral dari cara orang berinteraksi di platform tersebut. Dengan adanya tab suka, pengguna dapat lebih mudah mengetahui konten mana yang populer dan mendapat perhatian dari orang lain. Kini, dengan hilangnya fitur ini, rasa keterhubungan itu seolah berkurang.
Namun, pihak pengelola media sosial X menjelaskan bahwa keputusan untuk menghapus tab suka diambil setelah melakukan analisis mendalam tentang dampak psikologis dari fitur tersebut terhadap pengguna. Banyak studi menunjukkan bahwa fitur ‘suka’ dapat berkontribusi pada tekanan sosial dan perbandingan yang tidak sehat di antara pengguna. Pengguna terkadang merasa tertekan untuk menghasilkan konten yang ‘disukai’ banyak orang, yang pada gilirannya dapat memicu kecemasan dan stres. Dengan menghilangkan tab suka, pengelola berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih positif dan mendukung bagi semua pengguna.
Sementara itu, banyak pengguna yang berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Beberapa bahkan berpendapat bahwa hilangnya tab suka dapat membuka peluang baru untuk konten yang lebih otentik dan tidak terbebani oleh ekspektasi. Mereka berargumen bahwa fokus seharusnya berada pada kualitas konten daripada seberapa banyak orang yang menyukainya. Ada yang beralih ke cara lain untuk berinteraksi, seperti berkomentar atau berbagi konten secara langsung, yang dianggap lebih tulus daripada hanya memberikan tanda suka.
Di sisi lain, hilangnya tab suka juga menimbulkan keraguan di kalangan pembuat konten. Banyak yang khawatir tentang bagaimana penghapusan fitur ini akan mempengaruhi jangkauan dan keterlibatan audiens mereka. Sebelumnya, banyak pembuat konten yang mengandalkan jumlah ‘suka’ sebagai indikator keberhasilan materi yang mereka bagikan. Kini, mereka harus mencari cara baru untuk mengukur dampak dari karya mereka, yang bisa menjadi tantangan tersendiri.
Dalam beberapa minggu terakhir, komentar demi komentar mulai memenuhi platform tentang perubahan ini. Ada yang mengungkapkan ketidakpuasan, sementara yang lainnya menyatakan dukungan terhadap langkah yang diambil oleh pihak pengelola. Sejumlah pengguna berpendapat bahwa jika perubahan ini dapat mengurangi tekanan yang dirasakan, maka itu adalah langkah yang positif. Namun, mereka juga berharap adanya fitur baru yang dapat menggantikan tab suka untuk menjaga interaksi sosial tetap hidup.
Sementara itu, media sosial X juga berjanji untuk terus mendengarkan umpan balik dari pengguna dan berkomitmen untuk melakukan perubahan yang didasarkan pada kebutuhan komunitas. Pengelola berharap bahwa dengan menghilangkan tab suka, pengguna akan lebih fokus pada pengalaman berbagi tanpa beban, yang pada akhirnya akan membangun komunitas yang lebih kuat dan saling mendukung.
Hilangnya tab suka di X membuat pengguna lebih leluasa dalam menyukai postingan pengguna lain di X. Namun, ada pula pengguna yang biasa melihat tab suka profil pengguna lain. Bagaimana tanggapan orang Jepang terutama Generasi Z dalam menanggapi hilangnya tab suka di X?
![]() |
Ilustrasi seorang pria menggunakan ponsel |
Reaksi orang Jepang terkait fenomena
Circle Up, layanan penelitian cepat yang mengkhususkan diri pada Generasi Z, dioperasikan oleh RECCOO Co., Ltd. menyurvei reaksi Generasi Z terhadap penutupan tab suka di X pada Juni 2024. Jumlah responden sebanyak 200 orang yang termasuk generasi Z dan berusia di atas 20 tahun. Hasilnya adalah sebanyak 37% responden Generasi Z di Jepang menentang penutupan tab Suka.
Sekitar 60% responden Generasi Z mengatakan bahwa mereka pernah melihat tab like pengguna lain sebelum ditutup. Sebanyak 59% responden merasa bahwa mereka dapat memahami kepribadian pengguna tersebut dengan melihat tab suka. Alasan lainnya adalah untuk mengetahui popularitas pengguna tersebut, menemukan teman bersama, memeriksa apakah akun tersebut hanya melihat-lihat tanpa memposting, dan mengumpulkan informasi jika memiliki hobi yang sama.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa Generasi Z di Jepang tidak hanya mengumpulkan informasi tentang kepribadian pengguna tersebut melalui tab suka, tetapi juga tentang situasi terkini dan hobi umum pengguna tersebut. Generasi Z menjawab bahwa mereka akan mengumpulkan informasi menggunakan postingan, profil, ikon, dan sebagainya ketika memeriksa kepribadian pengguna X lain di masa depan.
结论
Rupanya Generasi Z di Jepang juga memiliki tanggapan tersendiri mengenai hilangnya tab suka di sosial media X. Terungkap bahwa tab suka dimanfaatkan oleh generasi Z di Jepang untuk mengetahui kepribadian pengguna lain. Kedepannya generasi Z di Jepang akan memeriksa kepribadian pengguna X lain melalui postingan, profil, ikon, dan sebagainya.
Dalam waktu dekat, kita dapat mengharapkan munculnya fitur-fitur baru yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman pengguna di dalam platform. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perubahan yang mungkin tidak selalu diterima dengan baik, setiap langkah diambil dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua pengguna. Kita semua berharap agar perubahan ini dapat membawa dampak positif dan memperkuat rasa kebersamaan di dalam komunitas media sosial yang semakin dinamis.