Kota Jakarta (Pixabay.com/febriamar) Jepang, dengan budayanya yang kaya dan teknologi yang maju, adalah negara yang menarik bagi banyak orang di dunia. Namun, seperti halnya warga negara lain, orang Jepang pun memiliki alasan mereka sendiri untuk pindah dan menetap di negara lain. Alasan tersebut beragam, mulai dari pendidikan dan karier hingga alasan keluarga dan keinginan untuk pengalaman hidup yang baru. Lalu, negara mana saja yang menjadi tujuan favorit mereka? Mari kita telusuri lebih dalam. Survei Orang Jepang yang Tinggal di Luar Negeri Apakah Anda pernah bertemu dengan orang Jepang di jalan? Saat ini, banyak orang Jepang yang tinggal dan menetap di luar negeri, beberapa di antaranya adalah orang terkenal. Misalnya, orang Jepang yang terkenal di Indonesia yaitu Haruka Nakagawa yang merupakan ex-member AKB48 dan JKT48, Genki Sokorahen yang merupakan seorang YouTuber, Hiromitsu Harada yang merupakan seorang chef, dan Nobuyuki Suzuki yang merupakan seorang aktor. Berdasarkan statistik sejak tahun 1989, jumlah orang Jepang yang tinggal di luar negeri terus meningkat hingga tahun 2019, namun mulai menurun pada tahun 2020 karena pandemi. Negara mana saja yang menjadi tujuan orang Jepang tinggal dan menetap? Berikut ini adalah pembahasan mengenai negara mana saja yang menjadi tujuan orang Jepang tinggal dan menetap. Berdasarkan survei statistik terhadap […]
Perkotaan di Jepang (Pixabay.com/Walkerssk) Tidak berbeda dengan negara lainnya, negara Jepang juga memiliki perbedaan kehidupan perkotaan dan pedesaan. Jika Anda ingin pindah ke Jepang, Anda dapat mempertimbangkan untuk tinggal di kota atau desa berdasarkan perbedaan keduanya. Berikut ini penjelasan mengenai kehidupan perkotaan dan pedesaan di Jepang. Kehidupan Perkotaan di Jepang Orang Jepang tinggal berdekatan di tempat yang ramai. Orang Jepang yang tinggal di perkotaan biasa berkumpul di kereta bawah tanah, bar, dan restoran. Rambu-rambu dan pengumuman rutin dapat ditemukan di perkotaan di Jepang. Perkotaan di Jepang memiliki kawasan perbelanjaan besar dan toko serba ada di pusat kota sehingga pusat kota tetap hidup dan sejahtera. Aktivitas perkotaan seringkali terkonsentrasi di sekitar stasiun kereta api dan kereta bawah tanah. Perkotaan di Jepang sangat bersih. Namun, bangunan di perkotaan tampak berdesakan dengan jalanan yang sempit dan banyaknya tiang dan kabel listrik. Jalan raya adakalanya melewati lingkungan yang padat namun jalan raya tersebut tampak sangat sepi. Kelebihan dan Kekurangan Perkotaan di Jepang Kelebihannya adalah terdapat berbagai macam toko serba ada dan supermarket yang dapat ditemukan di perkotaan Jepang. Tentu saja, banyak fasilitas hiburan dan restoran di perkotaan yang dapat menjadi pilihan liburan di perkotaan. Selain itu, banyaknya rute dan jumlah kendaraan umum seperti kereta atau […]
Toko buku di Jepang (pixabay.com/lucasruffiner) Budaya populer Jepang kaya akan karya-karya komik, yang secara umum dikenal sebagai manga. Namun, di dalam dunia manga yang luas ini, terdapat sebuah cabang unik dan menarik yang seringkali menimbulkan kebingungan bagi para penggemar baru: doujinshi. Meskipun keduanya merupakan komik Jepang, doujinshi dan manga memiliki perbedaan signifikan dalam hal produksi, distribusi, isi, dan tempatnya di dalam industri kreatif Jepang. Mari kita selami perbedaan-perbedaan tersebut secara detail. Asal Usul dan Definisi Manga, secara sederhana, adalah komik Jepang yang diproduksi secara profesional dan didistribusikan secara komersial melalui penerbit-penerbit besar seperti Shueisha, Kodansha, dan Shogakukan. Mereka melalui proses editorial yang ketat, mulai dari penulisan naskah, penggambaran gambar, hingga pencetakan dan pemasaran. Manga hadir dalam berbagai genre, dari shonen (untuk anak laki-laki) dan shojo (untuk anak perempuan) hingga seinen (untuk dewasa muda laki-laki) dan josei (untuk dewasa muda perempuan), serta genre-genre lainnya seperti horor, sci-fi, dan komedi. Manga adalah komik yang dibuat di Jepang atau menggunakan bahasa Jepang. Banyak manga Jepang diekspor ke seluruh dunia dan kata manga menjadi kata populer dalam budaya Jepang. Doujinshi, di sisi lain, adalah komik yang dibuat secara independen oleh para penggemar (disebut doujin) dan didistribusikan secara non-komersial atau semi-komersial pada acara-acara khusus seperti […]
Tanda keluar dengan bahasa Inggris (Image by evening_tao on Freepik) Seringkali kita mendengar anggapan bahwa orang Jepang kesulitan berbahasa Inggris. Anggapan ini, walau terkesan umum, sebenarnya terlalu menyederhanakan realita yang jauh lebih kompleks. Bukan berarti orang Jepang tidak bisa sama sekali berbahasa Inggris, melainkan kemampuan berbahasa Inggris mereka—rata-rata—lebih rendah dibandingkan negara-negara Barat atau bahkan negara-negara Asia Tenggara tertentu. Untuk memahami mengapa hal ini terjadi, kita perlu menggali lebih dalam, melampaui stereotip dan melihat faktor-faktor yang saling berkaitan dan membentuk situasi tersebut. Sistem Pendidikan yang Berfokus pada Memori, Bukan Komunikasi Alasan mengapa orang Jepang tidak bisa bahasa Inggris adalah kurangnya peluang masukan/keluaran. Masukan memiliki peranan penting dalam mempelajari bahasa. Tanpa masukan yang memadai, kemampuan bahasa Inggris seseorang tidak akan meningkat sama sekali. Di sisi lain, masukan saja tidak cukup, keluaran juga memiliki peranan penting. Dengan melakukan keluaran, seseorang dapat melihat kesenjangan dalam pengetahuan dan meningkatkan kemampuannya. Pembelajaran bahasa Inggris dapat dilakukan secara lebih efisien dengan berfokus pada keluaran dibandingkan berfokus pada masukan. Sistem pendidikan di Jepang, selama beberapa dekade, menekankan pada menghafalkan grammar dan kosakata daripada praktek komunikasi langsung. Siswa menghabiskan waktu berjam-jam menghafalkan tata bahasa rumit dan daftar kata yang panjang, namun kurang diberi kesempatan untuk menggunakan bahasa Inggris dalam […]
Dua orang pria sedang berbicara (Image by Freepik) Istilah “senpai-kouhai” mungkin sudah familiar bagi kamu yang familiar dengan budaya Jepang, terutama dalam konteks sekolah, klub, perusahaan, bahkan dojo bela diri. Lebih dari sekadar sebutan untuk senior dan junior, hubungan senpai-kouhai ini membentuk sebuah sistem sosial yang unik, kompleks, dan memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari di Jepang. Memahami dinamika ini penting untuk memahami budaya Jepang secara mendalam. Konsep ini berakar pada hierarki dan rasa hormat yang dalam terhadap pengalaman dan pengetahuan. Senpai (先輩), yang berarti “orang yang mendahului,” merujuk pada individu yang lebih senior dalam suatu kelompok, baik berdasarkan senioritas usia, masa jabatan, atau tingkat keahlian. Kouhai (後輩), yang berarti “orang yang berada di belakang,” adalah junior yang mengikuti jejak senpai. Hubungan ini dibangun berdasarkan rasa saling menghormati, bimbingan, dan pengabdian. Namun, bukanlah hubungan yang kaku dan formal seperti atasan dan bawahan dalam konteks kerja Barat. Hubungan senpai-kouhai memiliki nuansa yang lebih personal dan organik, dibangun melalui interaksi dan pengalaman bersama. Meskipun ada hierarki yang jelas, hubungan ini menekankan pentingnya saling mendukung dan tumbuh bersama. Peran dan Tanggung Jawab Senpai Senpai memiliki tanggung jawab yang signifikan dalam membimbing dan mendukung kouhai mereka. Ini bukan hanya sebatas memberikan instruksi atau arahan, […]
Seorang pria sedang berkeliling (Image by pikisuperstar on Freepik) Memiliki oshi (idola) memang menyenangkan! Rasanya ada sesuatu yang istimewa, koneksi pribadi yang terjalin, meski hanya melalui layar. Dan tentu saja, kita ingin menunjukkan dukungan kita, salah satunya dengan membeli goods atau barang-barang oshi kita. Tapi, dunia per-oshian ini cukup luas dan bisa sedikit membingungkan, terutama bagi pemula. Artikel ini akan memandu kamu, dari sekadar penggemar yang baru mulai hingga kolektor sejati, dalam membeli barang oshi dengan bijak dan efektif. Mengenali Jenis-jenis Barang Oshi Sebelum mulai berburu, penting untuk mengetahui jenis-jenis barang oshi yang beredar. Masing-masing memiliki daya tarik dan harga yang berbeda-beda. Berikut beberapa kategori umum: CD/Album: Ini adalah barang paling dasar dan biasanya menjadi pintu masuk bagi banyak penggemar. Pilih album yang sesuai dengan selera musikmu dan tentunya, album oshi-mu! Pertimbangkan edisi terbatas (limited edition) yang biasanya dilengkapi dengan bonus menarik seperti photobook, poster, atau kartu trading. DVD/Blu-ray: Sama seperti CD/Album, DVD/Blu-ray berisi konser, drama, atau konten eksklusif lainnya dari oshi-mu. Perhatikan kualitas gambar dan suara, serta bonus yang disertakan. Photobook/Photocard: Barang ini sangat populer di kalangan penggemar. Photobook berisi kumpulan foto-foto oshi, baik dari pemotretan profesional maupun candid. Photocard adalah kartu foto berukuran kecil, seringkali menjadi bonus dalam […]
Penampilan seorang pekerja (Image by Freepik) Jepang, negeri matahari terbit, terkenal dengan budaya kerja keras dan disiplinnya. Namun, bagaimana para pekerja Jepang sebenarnya menggunakan gaji mereka? Jawabannya tidak sesederhana “hanya untuk makan dan tempat tinggal”. Penggunaan gaji di Jepang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari budaya hingga struktur sosial, serta tingkat pendapatan dan usia. Mari kita telusuri lebih detail bagaimana mereka mengatur keuangan mereka. Pengeluaran Tetap (Fixed Expenses): Sewa, Utilitas, dan Angsuran Sebagian besar gaji pekerja Jepang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar. Sewa (家賃, yachin) merupakan pos pengeluaran terbesar, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, atau Nagoya. Biaya sewa bervariasi tergantung lokasi dan ukuran tempat tinggal, namun umumnya cukup tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain. Selain sewa, utilitas seperti listrik (電気代, denki dai), gas (ガス代, gasu dai), dan air (水道代, suidou dai) juga merupakan pengeluaran tetap yang perlu dipertimbangkan. Bagi yang memiliki cicilan rumah (住宅ローン, jutaku ro-n), angsuran menjadi beban tetap yang signifikan. Membeli rumah di Jepang, terutama di perkotaan, merupakan investasi besar yang membutuhkan perencanaan keuangan jangka panjang yang matang. Beberapa pekerja juga memiliki cicilan mobil (自動車ローン, jidousha ro-n), meskipun kepemilikan mobil di kota besar seringkali kurang praktis karena biaya parkir yang mahal dan kemacetan […]
Penampilan pria Jepang (Image by Freepik) Pandangan umum tentang pria Jepang sering kali dikaitkan dengan citra bersih dan rapi. Namun, di balik citra terawat itu, terdapat beragam pendekatan dan persepsi pria Jepang terhadap rambut pada tubuh mereka. Tidak seperti anggapan umum yang mungkin terpatri di benak kita, kepedulian terhadap rambut tubuh di kalangan pria Jepang sebetulnya cukup kompleks dan beragam, dipengaruhi oleh faktor budaya, usia, tren mode, dan preferensi pribadi. Rambut Wajah: Dari Kumis Tipis hingga Jenggot Penuh Rambut wajah, khususnya kumis dan jenggot, merupakan salah satu aspek yang paling terlihat dan sering dibahas. Dahulu, kumis tipis dan janggut yang terawat rapi, bahkan yang hampir tidak terlihat, lebih umum dijumpai. Ini dipengaruhi oleh standar kecantikan tradisional Jepang yang cenderung mengutamakan penampilan bersih dan rapi. Bayangan sosok samurai dengan kumis tipis dan wajah bersih mungkin masih tertanam kuat di pikiran banyak orang. Namun, seiring berjalannya waktu dan terbukanya Jepang terhadap budaya global, tren rambut wajah pun berubah. Kini, kita melihat semakin banyak pria Jepang yang membiarkan jenggotnya tumbuh lebih lebat dan panjang, bereksperimen dengan gaya berbeda, mulai dari jenggot rapi yang terawat hingga jenggot penuh yang lebih liar. Faktor usia juga berperan; pria yang lebih tua cenderung lebih nyaman dengan jenggot […]
Seorang pria dan seekor kucing (Pixabay.com/buffalobrian) Apakah kamu pernah mendengar pria tipe kucing dan pria tipe anjing? Di Jepang, “pria tipe kucing” (ネコ系男子 – neko-kei danshi) dan “pria tipe anjing” (犬系男子 – inu-kei danshi) adalah tipe kepribadian yang dikenal luas dan sering digunakan untuk mengklasifikasikan pria berdasarkan perilaku, karakteristik, dan gaya interaksi mereka dengan orang lain. Meskipun sederhana, klasifikasi ini menawarkan wawasan yang menarik tentang pandangan masyarakat Jepang tentang ideal pria dan dinamika hubungan romantis. Mari kita telusuri lebih dalam tentang perbedaan, karakteristik, dan perilaku pria tipe kucing dan pria tipe anjing di Jepang. Pria Tipe Kucing: Misterius dan Mandiri Pria tipe kucing sering digambarkan sebagai sosok yang misterius, independen, dan sedikit sulit didekati. Mereka memiliki aura yang menawan dan tenang, seperti kucing yang anggun dan tenang. Kemampuan mereka untuk menjaga jarak dan menampilkan sisi dingin membuat mereka tampak lebih menarik dan menantang. Berikut beberapa ciri khas pria tipe kucing: Independen dan Mandiri: Mereka tidak terlalu bergantung pada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri dengan baik. Mereka tidak membutuhkan banyak perhatian dan cenderung melakukan hal-hal sendiri. Ini bukan berarti mereka antisosial, hanya saja mereka lebih menikmati kesendirian dan memiliki ruang pribadi yang kuat. Misterius dan Sulit Ditebak: Pria tipe […]
Penampilan Pria Jepang (Image by Freepik) Berinteraksi dengan budaya yang berbeda selalu menawarkan pengalaman yang kaya dan berkesan, tapi juga bisa menghadirkan tantangan. Jepang, dengan kekayaan budayanya yang unik dan menarik, tak terkecuali. Banyak orang asing yang jatuh cinta pada keindahan Jepang, tetapi beberapa aspek budaya Jepang terkadang bisa membingungkan, bahkan membuat frustrasi bagi mereka yang baru datang. Berikut beberapa poin yang seringkali menjadi sumber kesalahpahaman atau ketidaknyamanan bagi orang asing di Jepang. Bahasa dan Komunikasi Ini mungkin poin paling umum dan paling menantang. Bahasa Jepang terkenal sulit dipelajari, dengan sistem penulisan yang kompleks (hiragana, katakana, kanji) dan tata bahasa yang berbeda jauh dari bahasa-bahasa Eropa. Bahkan dengan kemampuan bahasa Jepang yang cukup baik, orang asing seringkali menemukan kesulitan dalam memahami nuansa komunikasi non-verbal dan implisit yang umum dalam budaya Jepang. Keengganan untuk mengatakan “tidak” secara langsung: Orang Jepang sering menghindari mengatakan “tidak” secara langsung untuk mencegah kehilangan muka atau menyinggung perasaan. Ini bisa membuat orang asing merasa frustasi karena sulit untuk memahami maksud sebenarnya dari perkataan mereka. Jawaban ambigu seperti “susah ya…” atau “akan saya coba pikirkan…” seringkali berarti “tidak”. Memahami konteks dan membaca bahasa tubuh menjadi sangat penting. Komunikasi yang tidak langsung: Orang Jepang cenderung lebih suka berkomunikasi […]