Misteri Pesan Telah Dibaca: 8 Alasan Orang Jepang Mengabaikan

Ilustrasi orang Jepang mengabaikan pesan telah dibaca
The short URL of the present article is: https://tegaroom.com/telusurijepang/en/go/x5z0

Pernahkah Anda mengirim pesan kepada teman atau kenalan Jepang, melihat tanda “terbaca,” namun tidak mendapatkan balasan? Kejadian ini, yang mungkin membuat frustrasi bagi beberapa orang, sebenarnya mencerminkan sejumlah faktor budaya dan konteks sosial di Jepang yang perlu dipahami. Bukannya mereka sengaja mengabaikan Anda, seringkali ada alasan di baliknya yang lebih kompleks daripada sekadar ketidakpedulian. Mari kita telusuri beberapa penjelasan yang mungkin mengapa orang Jepang mengabaikan pesan telah dibaca.

Culture of Caution and Conflict Avoidance

Japanese culture values harmony and avoiding conflict. Responding inappropriately or hastily is considered rude and can disrupt interpersonal harmony. If someone is having trouble responding promptly and appropriately, they may choose to delay their response rather than give a short, incomplete, or possibly unfriendly response. They prefer to take the time to formulate an appropriate and polite response rather than give a response that seems rushed or thoughtless. Seeing a “read” mark with no response does not mean that your message has been ignored, but rather that they are considering how to respond in an appropriate and contextual way.

Ilustrasi orang Jepang mengabaikan pesan telah dibaca

Social Hierarchy and Politeness

Dalam masyarakat Jepang, hierarki sosial memainkan peran penting dalam komunikasi. Hubungan antara pengirim dan penerima pesan sangat memengaruhi cara pesan tersebut direspon. Misalnya, balasan terhadap atasan mungkin memerlukan pertimbangan yang lebih panjang dan rumit dibandingkan dengan balasan terhadap teman sebaya. Menunda respons bukanlah tanda ketidakpedulian, melainkan bentuk penghormatan terhadap hierarki sosial dan kesopanan. Mereka mungkin merasa perlu untuk merumuskan respons yang formal dan tepat sesuai dengan posisi sosial sang pengirim sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Busyness and Social Pressure

Jepang dikenal dengan budaya kerja keras yang tinggi dan jam kerja panjang. Banyak individu Jepang merasa terbebani dengan tuntutan pekerjaan dan kehidupan sosial mereka. Menjawab pesan mungkin tertunda karena mereka benar-benar sibuk dan tidak memiliki waktu untuk memberikan respons yang memadai. Mereka mungkin merasa lebih baik untuk membalas pesan nanti ketika memiliki waktu dan ketenangan untuk memberikan respons yang lebih baik daripada memberi respons yang singkat dan terkesan tidak serius. Ini bukan berarti mereka tidak menghargai pesan Anda, melainkan prioritas mereka mungkin terletak pada tanggung jawab kerja atau tugas-tugas lain yang mendesak sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Differences in Communication Styles

Gaya komunikasi di Jepang cenderung lebih tersirat daripada eksplisit. Mereka mungkin tidak selalu secara eksplisit menyatakan perasaan atau pendapat mereka, dan hal ini juga dapat berlaku dalam komunikasi digital. Meskipun pesan telah dibaca, mereka mungkin masih membutuhkan waktu untuk memproses informasi dan merumuskan respons yang sesuai dengan gaya komunikasi mereka yang cenderung lebih halus dan tidak langsung. Keheningan tidak selalu berarti ketidaksetujuan atau ketidakpedulian, melainkan bisa jadi mereka sedang mempertimbangkan bagaimana menyampaikan pesan mereka dengan cara yang lebih sopan dan halus sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Reluctance to Disturb

Orang Jepang seringkali sangat peka terhadap potensi gangguan terhadap orang lain. Jika seseorang merasa bahwa membalas pesan akan mengganggu orang lain, mereka mungkin memilih untuk menunda respons hingga waktu yang dianggap lebih tepat. Ini menunjukkan rasa hormat dan pertimbangan terhadap waktu dan aktivitas orang lain. Mereka mungkin merasa bahwa memberikan respons di waktu yang kurang tepat bisa dianggap sebagai tindakan kurang sopan sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Smartphone Usage and Messaging Apps

Cara penggunaan smartphone dan aplikasi pesan di Jepang bisa berbeda dengan negara lain. Beberapa orang mungkin memeriksa pesan dengan jarang, atau mungkin secara tidak sengaja membaca pesan tanpa memperhatikan kontennya dengan seksama. Mereka mungkin baru menyadari pesan tersebut setelah beberapa waktu, dan kemudian merasa perlu untuk meluangkan waktu untuk merumuskan respons yang tepat sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Generational Differences

Perbedaan generasi juga bisa memengaruhi cara seseorang merespon pesan. Generasi yang lebih muda mungkin lebih cepat dan sering merespon pesan, sementara generasi yang lebih tua mungkin cenderung lebih lambat dan hati-hati dalam memberikan respons sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Shame

Rasa malu adalah emosi yang umum di Jepang. Seseorang mungkin merasa malu atau canggung untuk membalas pesan dengan segera, terutama jika mereka merasa bahwa respons mereka mungkin tidak cukup baik atau tepat. Mereka lebih memilih untuk menunda respons hingga mereka merasa lebih percaya diri untuk memberikan respons yang sesuai sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Related surveys 

Reported from PR TIMES, Matching App Daigaku operated by Next level Inc. conducted a survey on ignoring as read among 256 single men and women aged between 20 and 39. If your interlocutor is Japanese, here is a look at why Japanese people read and ignore messages sent via social media. Social media commonly used by Japanese people such as LINE and so on.

Apa itu mengabaikan pesan telah dibaca? The majority of respondents around 19.5% answered “despite being marked as read, I have not received a reply for more than a day”. In addition, around 14.5% respondents answered “I have not received a reply to my question for more than a day even though it has been marked as read”.

Thus, the Japanese argue that mengabaikan pesan telah dibaca jika pesan tersebut telah ditandai sebagai telah dibaca namun tidak ada balasan setelah sehari. Around 44.9% responders pernah mengabaikan pesan telah dibaca berkali-kali dan hanya 4,7% penjawab yang tidak akan pernah mengabaikan pesan telah dibaca.

Sekitar 47,7% penjawab mengabaikan pesan telah dibaca ketika “Saya tidak tahu harus menjawab apa”. Other answers that were often chosen were “It’s a hassle to reply” (46.1%), “Situations when I can’t reply” (38.3%), “The content is trivial” (34.8%), and “I forgot to reply” (32.4%). Meanwhile, only a few respondents chose “Content that I don’t want to respond to” (18.8%) and “People I don’t want to talk to” (18.8%). Therefore, there is little chance that they do not want to respond or talk to the other person.

Top Answers message content that Japanese people want to ignore as read namely “repeated invitations” (56.3%), “Stickers only” (54.3%), and “Grumbling and dissatisfaction, complaints, taunts, and so on” (44.5%). Regarding the interlocutor whose message has been ignored as read, The top answers for men were same-sex friends (67.6%), opposite-sex friends (39.6%), and acquaintances (36.0%) and the top answers for women were same-sex friends (62.8%), opposite-sex friends (59.3%), and mother (39.3%).

Thus, wanita cenderung mengabaikan pesan telah dibaca dari teman lawan jenis compared to men. In addition, there is a tendency wanita (9,0%) mengabaikan pesan telah dibaca dari lawan bicara yang membuatnya tertarik compared to men (3.6%). Meanwhile, men (45.9%) and women (43.4%) appear to be more mengabaikan pesan telah dibaca dari lawan bicara yang memiliki hubungan dekat.

About before and after dating, 37,1% penjawab menjawab “Saya tidak mengabaikan pesan telah dibaca baik sebelum maupun sesudah berkencan” dan 32,9% penjawab menjawab “Saya mengabaikan pesan telah dibaca sebelum dan sesudah berkencan”. Selain itu, 35,8% penjawab menjawab “Saya mengabaikan pesan telah dibaca sebelum berkencan” dan 64,2% penjawab menjawab “Saya mengabaikan pesan telah dibaca setelah berkencan”. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan mengabaikan pesan telah dibaca meningkat setelah berkencan.

Apakah ada hubungan antara mengabaikan pesan telah dibaca dan kasih sayang? 60% pria dan 63,4% wanita menjawab “Karena ada kasih sayang, jadi tidak masalah meski mengabaikan pesan telah dibaca.” Selain itu, 24,0% pria dan 26,8% wanita menjawab “ada bagian terjebak dalam kebiasaan.” Hal ini menunjukkan bahwa orang Jepang merasa tidak masalah mengabaikan pesan telah dibaca karena sayang, but there are times when they merasa terjebak dalam kebiasaan sehingga mengabaikan pesan telah dibaca.

Around 49.6% responder sometimes has his messages ignored as read and 35.5% of respondents had their messages ignored as read several times. Most messages were ignored as read by friends of the same sex (67.3%) and the opposite sex (42.4%). Around 33.9% of respondents had their messages ignored as read by their lover or dating partner and around 19.2% of respondents had their messages ignored as read by the person they were interested in. Thus, It is very likely that the message was ignored as read by a friend. compared to a lover or dating partner and the person he or she is interested in.

About the feeling when your message is ignored as read, approximately 34.0% men and 49.3% women answered “Can't say anything about people because you yourself do it too“. In addition, more women answered “I became anxious because he/she was not answered” (31.7%), “I was worried whether he/she was in a condition where he/she could not answer” (27.5%), “I felt treated inappropriately” (20.4%), and “I felt angry” (13.4%) compared to men. Thus, Women tend to be more worried and angry if their messages are ignored as read.

Conclusion

Seeing a “read” sign with no response from a Japanese contact does not necessarily mean neglect or indifference. Rather, it often reflects complex cultural and social contexts. Understanding these cultural nuances is essential to avoiding misunderstandings and maintaining a harmonious relationship. It is best to give them time and space to respond, and avoid jumping to conclusions. If you feel the need to contact them again, try to do so in a polite and understanding manner. Remember that patience and cultural understanding are key to building good relationships with Japanese people.

The short URL of the present article is: https://tegaroom.com/telusurijepang/en/go/x5z0
en_USEnglish