Created page with "'''''Doraemon: Nobita's Art World Tales (映画ドラえもん のび太の絵世界物語, Eiga Doraemon Nobita no Esekai Monogatari)''''' adalah film petualangan fiksi ilmiah animasi Jepang. Film ini merupakan film ke-44 dari serial animasi Jepang "Doraemon" karya Fujiko F. Fujio. Disutradarai oleh Yukiyo Teramoto dengan skenario karya Kimishi Ito, film ini dirilis pada 7 Maret 2025. == Plot == Pada abad ke-13, di sebuah kastil batu di sebuah pulau kecil di tengah dan..."
 
 
(One intermediate revision by the same user not shown)
Line 2: Line 2:


== Plot ==
== Plot ==
Pada abad ke-13, di sebuah kastil batu di sebuah pulau kecil di tengah danau, Putri Claire menjadi panutan bagi kekasih masa kecilnya, Milo. Suatu hari, bosan dan kesal, Claire mengembara ke Hutan Hilang di pinggiran kota, di mana ia ditelan oleh pusaran waktu dan ruang yang menyerupai lubang hitam. Adegan beralih kembali ke masa kini, di mana Nobita dan teman-temannya menggunakan alat rahasia, "Art Access Light", untuk memasuki dunia lukisan dan mempelajarinya. Ketika Nobita meninggalkan lukisannya dan melemparkan penghapusnya ke langit-langit, lubang itu tiba-tiba menghilang, digantikan oleh sebuah lukisan yang jatuh dari langit—seekor kelelawar yang warnanya berubah-ubah seperti proyeksi holografik. Tak disangka, Doraemon dan Nobita menggunakan "Art Access Light" untuk memasuki dunia lukisan. Tanpa diduga, Claire, gadis dalam lukisan itu, menyentuh pintu keluar "Art Access Light" dan terbawa ke masa kini.  Dia masuk ke kamar dengan sepatunya, tetapi ditemukan oleh ibu Nobita dan mengejarnya. Berita TV melaporkan tentang lukisan danau kuno, menyebutkan bahwa warna cyan dalam lukisan itu adalah warna unik yang tidak dapat direproduksi di zaman modern. Jika batu yang menghasilkan warna ini dapat ditemukan, nilainya akan melampaui berlian. Setelah melarikan diri dari ibu Nobita, Claire mengagumi pemandangan jalanan modern. Saat mengejar kupu-kupu, dia secara tidak sengaja tersandung ke lokasi konstruksi dan diselamatkan oleh Shizuka. Dia dan Suneo, yang bepergian bersamanya, menuju ke rumah Suneo. Dalam perjalanan, mereka bertemu Doraemon dan teman-temannya, dan mereka semua memasuki rumah Suneo. Claire melihat lukisan danau di koran dan menyadari bahwa kastil dalam lukisan itu adalah Kerajaan '''Arturia'''. Doraemon dan teman-temannya memasuki hutan dalam lukisan yang mendarat di rumah Nobita, tetapi mereka tidak dapat menemukan kastilnya. Ketika tersesat, mereka diserang oleh kelelawar merah, '''Chai'''. Ketika mereka mencapai tepi lukisan yang tak berwarna, Doraemon secara tidak sengaja jatuh ke pintu keluar lukisan lain dan menemukan Kastil Negeri Seni. Doraemon terkejut menyadari bahwa inilah separuh lukisan yang hilang—pintu keluar tersebut diciptakan oleh "Art Access Light" yang menunjukkan bahwa ini sebenarnya dunia nyata. Mereka tiba di danau yang mengelilingi kota dan menemukan bahwa airnya berwarna cyan misterius "'''Artoria Blue'''." '''Claire''' bertemu kembali dengan '''Milo''', yang sedang menggambar, tetapi mendapati '''Milo''' telah tumbuh lebih tinggi. Milo memberi tahu Claire bahwa dia telah hilang selama empat tahun, dan dia masih terlihat sama seperti empat tahun lalu. Setelah Claire menghilang, seorang peramal mengatakan bahwa ini adalah kutukan dari naga merah jahat legendaris ''Esael''', yang kebangkitannya akan menyebabkan kehancuran dunia, dan Claire juga terlibat. Nobita dan teman-temannya memutuskan untuk tinggal sementara di Kerajaan Arturia. Doraemon menugaskan Milo untuk menggambar desain kastil, yang kemudian ia wujudkan menggunakan "Mesin Konstruksi Bangunan Air". Di malam hari, Nobita memperhatikan bahwa gambar mata Claire karya ''Milo'''<nowiki/> tidak berwarna. Milo menjelaskan bahwa Artoria Blue diperlukan untuk menonjolkan warna mata ''Claire'''<nowiki/>. Ketika Nobita meminta bimbingan tentang cara melukis, Milo menjawab, "Gambarlah apa yang kau sukai dengan cinta yang mendalam." Nobita kemudian menggunakan krayon untuk menggambar Doraemon. Keesokan paginya, mereka memasuki kota untuk bertemu Raja dan Ratu, bertemu dengan pedagang seni ''Pal''' di jalan. Pal membandingkan Claire dengan Alice in Wonderland.  Setelah pertemuan itu, petugas '''Sodro''' diperintahkan untuk menghibur Doraemon dan yang lainnya. Saat melewati galeri, ia menemukan lukisan Easel dengan naga merah dan kelelawar biru di kiri dan kanannya. Ia juga mengetahui bahwa baru-baru ini terjadi pencurian lukisan. Suatu hari setelah Doraemon kembali ke masa kini, Suneo memasuki lukisan itu lagi saat Doraemon sedang pergi. Pada malam hari, Clarie dan Chai melarikan diri dari lukisan dan memberi tahu Suneo bahwa ia telah ditangkap karena mencuri lukisan. Ketika semua orang mencoba kembali ke kastil, mereka dihentikan oleh penjaga dan tiba-tiba melihat Clarie lain di kastil. Chai mengungkapkan bahwa ia telah melihat Pal memata-matai dalam kegelapan di galeri. Doraemon menyimpulkan bahwa Pal berasal dari masa depan karena Pal telah berbicara tentang "Alice in Wonderland" dan tanggal penerbitan buku tersebut, dan berspekulasi bahwa Pal adalah seorang pemburu waktu. (Alice in Wonderland adalah karya abad ke-19.) Kelompok itu memutuskan untuk mencari kediaman Pal.  Dalam perjalanan, mereka mengetahui bahwa Suneo akan dieksekusi di Jigokudani. Shizuka dan Claire pergi menyelamatkannya, sementara Doraemon dan Nobita melanjutkan pengejaran mereka. Shizuka berhasil menyelamatkan mereka berdua di saat-saat terakhir, sementara Doraemon menggunakan "Pembunuh Gulat"-nya untuk menaklukkan Pal, hanya untuk mengetahui bahwa ia sebenarnya adalah anggota Patroli Waktu. Di sisi lain, Shizuka menyadari bahwa Claire palsu sebenarnya adalah "Robot Peniru Manusia" yang dikendalikan oleh Sodro, yang juga berasal dari masa depan. Setelah identitasnya terbongkar, Sodro menangkap raja dan Claire, menggunakan "Bantal Tidur Panjang" untuk menidurkan Shizuka dan yang lainnya, lalu melarikan diri. Milo dan Chay, yang tiba tepat waktu, juga terhipnotis, tetapi Milo berhasil membangunkan Shizuka. Pal menjelaskan bahwa saat mengejar pencuri Sodro, lukisan itu robek menjadi dua, dan potongan yang dibuang itu jatuh ke rumah Nobita (lukisan yang sama yang jatuh dari langit sebelumnya).  Doraemon, Nobita, dan Pal bekerja sama untuk menyelamatkan raja dan Kleia, tetapi Sodro mencuri "cahaya masuk". Sodro membebaskan Izel dari lukisan, tetapi ia membatu karena gelombang cahaya. Pal dan raja juga membatu. Esael menggunakan cahaya untuk membangkitkan naga merah dalam lukisan, mengubahnya menjadi naga merah legendaris dari dunia yang tenggelam. Kemudian, kelompok itu menemukan bahwa monster dalam lukisan itu larut ketika bersentuhan dengan air. Menyadari bahwa orang-orang dari dunia lukisan takut air, mereka memutuskan untuk menyerangnya dengan pistol air. Setelah istana hancur, Shizuka, Suneo, dan Gian perlahan-lahan membatu. Melihat Shizuka membatu, Clarie, yang bertekad untuk melawan, juga berubah menjadi patung batu. Doraemon menggunakan "Tongkat Musa" miliknya untuk membelah air danau. Nobita dan Milo menggunakan krayon untuk menarik Esael ke dalam danau, berharap dapat menghancurkannya dengan air. Saat itu, Chai menemukan benda aneh di dasar danau. Doraemon mencoba menutup air danau untuk melarutkan Esael, tetapi airnya membatu oleh gelombang cahaya. Ketika Esael menyerang, Doraemon menggunakan "Jubah Berkibar"-nya untuk melawan, tetapi hal ini justru menyebabkan seluruh Kerajaan Aturia kehilangan warnanya. Esael berdiri di atas sebuah bangunan yang dirancang oleh Milo. Meskipun memiliki rencana brilian, Doraemon membatu. Nobita menghindari serangan itu dan melompat ke dalam lukisan Doraemon, di mana ia mengambil "Taburan Pemroses Air" dari lukisan Doraemon. Menggunakan ketapel yang dibuat oleh Milo menggunakan "Krayon Asli", Nobita menembakkan bubuk tersebut ke sebuah bangunan—seluruh bangunan langsung larut ke dalam air, melarutkan Esael dan mengembalikan warna ke dunia. Chai kembali dengan batu biru, dan kelompok itu menemukan mineral di dasar danau yang menghasilkan Biru Aturia. Milo akhirnya dapat melukis mata Clarie dengan warna yang sama. "Art Access Light" yang kebanjiran tiba-tiba mati, menyebabkan Chal menghilang. Kemudian terungkap bahwa ia hanyalah figur dalam lukisan, bukan orang sungguhan. Pada titik ini, Clarie mulai menjadi transparan, memperlihatkan dirinya sebagai orang dalam lukisan. Clarie, Nobita, dan yang lainnya bertemu adalah Clarie yang dilukis oleh ayah Milo untuk menghibur Raja dan Putri setelah Clarie yang asli menghilang. Saat Raja dan Putri berduka atas penemuan bahwa ini bukan Koleya yang asli, Pal datang dengan seorang gadis berusia sepuluh tahun—Clarie yang telah ia selamatkan dari 'Lubang Ruang-Waktu'. Meskipun tidak ikut serta dalam petualangan tersebut, ia melakukan perjalanan melintasi waktu menuju Clarie dalam lukisan dalam mimpi dan mengingat semua yang terjadi. Kembali ke masa kini, laporan berita mengungkap sebuah lukisan baru—lukisan yang sama yang awalnya mendarat di rumah Nobita, menggambarkan Clarie di hutan. Namun, kelelawar biru itu telah berubah wujud menjadi Red Chal, dan Milo, Doraemon, dan lainnya telah ditambahkan. Laporan berita lain menemukan sebuah coretan anak-anak abad pertengahan, yang ternyata adalah gambar Doraemon karya Nobita. Meskipun para kritikus menganggapnya tidak berharga, ayah Nobita memujinya, dengan mengatakan, "Gambar ini menangkap hasrat sang seniman untuk menggambar sesuatu yang mereka sukai."
Pada abad ke-13 di Kerajaan Arturia, Putri Claire yang bosan tersedot ke dalam lubang waktu dan ruang saat mengembara ke Hutan Hilang. Adegan beralih ke masa kini, di mana Nobita dan teman-temannya menggunakan alat rahasia "Art Access Light" untuk memasuki dunia lukisan. Secara tak terduga, sebuah lukisan yang jatuh dari langit—seekor kelelawar yang berubah-ubah warna—menarik perhatian Doraemon dan Nobita, yang kemudian menggunakankan "Art Access Light" untuk memasukinya. Saat mereka masuk, Claire (sosok dari lukisan itu) secara tidak sengaja terseret ke masa kini. Setelah melarikan diri dari ibu Nobita, ia takjub dengan dunia modern dan diselamatkan oleh Shizuka setelah tersandung. Di rumah Suneo, Claire melihat koran yang memuat lukisan danau kuno, mengidentifikasinya sebagai Kerajaan Arturia dan menyebutkan warna "Artoria Blue" yang unik.
 
Doraemon dan teman-temannya kembali memasuki lukisan yang jatuh di rumah Nobita, yang merupakan separuh lukisan yang hilang. Mereka menemukan pintu keluar yang dibuat oleh "Art Access Light" membawa mereka ke Kastil Negeri Seni, yang ternyata adalah dunia nyata. Di sana, Claire bertemu kembali dengan kekasih masa kecilnya, Milo, yang memberitahunya bahwa ia telah menghilang selama empat tahun. Milo juga menyebutkan kutukan naga merah jahat legendaris, Esael. Kelompok itu memutuskan untuk tinggal sementara dan membantu Milo membangun kembali kastil yang hancur. Milo mengungkapkan bahwa ia membutuhkan Artoria Blue untuk mata Claire. Ia juga mengajarkan Nobita filosofi melukis: "Gambarlah apa yang kau cintai dengan cinta yang mendalam," yang menginspirasi Nobita menggambar Doraemon.
 
Mereka memasuki kota, bertemu dengan pedagang seni Pal, yang membandingkan Claire dengan Alice in Wonderland (sebuah anachronism yang kemudian menjadi petunjuk). Tak lama kemudian, Suneo ditangkap karena tuduhan mencuri lukisan, dan Claire serta kelelawar biru bernama Chai yang merupakan penjaga lukisan, melarikan diri dari lukisan itu untuk meminta bantuan. Mereka dikejar dan terkejut melihat Claire lain di kastil. Doraemon menyimpulkan bahwa Pal adalah seorang pemburu waktu dari masa depan karena referensinya ke Alice in Wonderland (karya abad ke-19). Mereka mengejar Pal, tetapi Pal mengungkapkan bahwa ia adalah anggota Patroli Waktu yang sedang mengejar pencuri. Shizuka menyadari bahwa Claire palsu adalah "Robot Peniru Manusia" yang dikendalikan oleh pelayan istana, Sodro, yang juga berasal dari masa depan. Sodro adalah pencuri yang dicari, dan ia melarikan diri setelah menangkap Raja dan Claire yang asli.
 
Doraemon, Nobita, dan Pal bekerja sama untuk menyelamatkan sandera, tetapi Sodro berhasil mencuri "Art Access Light" dan membebaskan Esael dari lukisan. Sodro, Pal, Raja, dan bahkan Claire yang asli membatu. Esael menggunakan cahaya untuk membangkitkan naga merah legendaris. Kelompok yang tersisa menyadari bahwa monster-monster dari dunia lukisan takut air. Dalam pertempuran terakhir, setelah kastil hancur dan Shizuka, Suneo, Gian, dan bahkan Claire yang merupakan sosok lukisan membatu, Nobita menggunakan ide Milo—ketapel dan "Krayon Asli"—untuk menembakkan "Taburan Pemroses Air" yang ia ambil dari lukisan Doraemonnya sendiri. Serangan ini melarutkan Esael, mengembalikan warna ke dunia, dan membebaskan yang membatu.
 
Chai menemukan mineral penghasil Artoria Blue di dasar danau, memungkinkan Milo melukis mata Claire. Namun, "Art Access Light" yang korslet membuat Chai menghilang, mengungkap bahwa ia hanyalah sosok lukisan. Claire pun mulai transparan, mengungkapkan bahwa ia dan Chai adalah figur dalam lukisan yang dibuat ayah Milo untuk menghibur Raja dan Ratu setelah Claire yang asli hilang. Saat kesedihan melanda, Pal tiba dengan seorang gadis sepuluh tahun—Claire yang asli, yang ia selamatkan dari 'Lubang Ruang-Waktu'. Meskipun Claire asli tidak ikut dalam petualangan, ia mengingat semuanya melalui mimpinya. Kembali ke masa kini, lukisan yang jatuh di rumah Nobita kini telah berubah wujud menjadi lukisan baru dengan tambahan Milo, Doraemon, dan lainnya. Laporan berita terakhir menemukan coretan anak-anak abad pertengahan—gambar Doraemon karya Nobita, yang meskipun dianggap tak berharga oleh kritikus, dipuji oleh ayah Nobita karena menangkap "hasrat sang seniman untuk menggambar sesuatu yang mereka sukai."


==Trivia==
==Trivia==

Latest revision as of 18:21, 8 October 2025

Doraemon: Nobita's Art World Tales (映画ドラえもん のび太の絵世界物語, Eiga Doraemon Nobita no Esekai Monogatari) adalah film petualangan fiksi ilmiah animasi Jepang. Film ini merupakan film ke-44 dari serial animasi Jepang "Doraemon" karya Fujiko F. Fujio. Disutradarai oleh Yukiyo Teramoto dengan skenario karya Kimishi Ito, film ini dirilis pada 7 Maret 2025.

Pada abad ke-13 di Kerajaan Arturia, Putri Claire yang bosan tersedot ke dalam lubang waktu dan ruang saat mengembara ke Hutan Hilang. Adegan beralih ke masa kini, di mana Nobita dan teman-temannya menggunakan alat rahasia "Art Access Light" untuk memasuki dunia lukisan. Secara tak terduga, sebuah lukisan yang jatuh dari langit—seekor kelelawar yang berubah-ubah warna—menarik perhatian Doraemon dan Nobita, yang kemudian menggunakankan "Art Access Light" untuk memasukinya. Saat mereka masuk, Claire (sosok dari lukisan itu) secara tidak sengaja terseret ke masa kini. Setelah melarikan diri dari ibu Nobita, ia takjub dengan dunia modern dan diselamatkan oleh Shizuka setelah tersandung. Di rumah Suneo, Claire melihat koran yang memuat lukisan danau kuno, mengidentifikasinya sebagai Kerajaan Arturia dan menyebutkan warna "Artoria Blue" yang unik.

Doraemon dan teman-temannya kembali memasuki lukisan yang jatuh di rumah Nobita, yang merupakan separuh lukisan yang hilang. Mereka menemukan pintu keluar yang dibuat oleh "Art Access Light" membawa mereka ke Kastil Negeri Seni, yang ternyata adalah dunia nyata. Di sana, Claire bertemu kembali dengan kekasih masa kecilnya, Milo, yang memberitahunya bahwa ia telah menghilang selama empat tahun. Milo juga menyebutkan kutukan naga merah jahat legendaris, Esael. Kelompok itu memutuskan untuk tinggal sementara dan membantu Milo membangun kembali kastil yang hancur. Milo mengungkapkan bahwa ia membutuhkan Artoria Blue untuk mata Claire. Ia juga mengajarkan Nobita filosofi melukis: "Gambarlah apa yang kau cintai dengan cinta yang mendalam," yang menginspirasi Nobita menggambar Doraemon.

Mereka memasuki kota, bertemu dengan pedagang seni Pal, yang membandingkan Claire dengan Alice in Wonderland (sebuah anachronism yang kemudian menjadi petunjuk). Tak lama kemudian, Suneo ditangkap karena tuduhan mencuri lukisan, dan Claire serta kelelawar biru bernama Chai yang merupakan penjaga lukisan, melarikan diri dari lukisan itu untuk meminta bantuan. Mereka dikejar dan terkejut melihat Claire lain di kastil. Doraemon menyimpulkan bahwa Pal adalah seorang pemburu waktu dari masa depan karena referensinya ke Alice in Wonderland (karya abad ke-19). Mereka mengejar Pal, tetapi Pal mengungkapkan bahwa ia adalah anggota Patroli Waktu yang sedang mengejar pencuri. Shizuka menyadari bahwa Claire palsu adalah "Robot Peniru Manusia" yang dikendalikan oleh pelayan istana, Sodro, yang juga berasal dari masa depan. Sodro adalah pencuri yang dicari, dan ia melarikan diri setelah menangkap Raja dan Claire yang asli.

Doraemon, Nobita, dan Pal bekerja sama untuk menyelamatkan sandera, tetapi Sodro berhasil mencuri "Art Access Light" dan membebaskan Esael dari lukisan. Sodro, Pal, Raja, dan bahkan Claire yang asli membatu. Esael menggunakan cahaya untuk membangkitkan naga merah legendaris. Kelompok yang tersisa menyadari bahwa monster-monster dari dunia lukisan takut air. Dalam pertempuran terakhir, setelah kastil hancur dan Shizuka, Suneo, Gian, dan bahkan Claire yang merupakan sosok lukisan membatu, Nobita menggunakan ide Milo—ketapel dan "Krayon Asli"—untuk menembakkan "Taburan Pemroses Air" yang ia ambil dari lukisan Doraemonnya sendiri. Serangan ini melarutkan Esael, mengembalikan warna ke dunia, dan membebaskan yang membatu.

Chai menemukan mineral penghasil Artoria Blue di dasar danau, memungkinkan Milo melukis mata Claire. Namun, "Art Access Light" yang korslet membuat Chai menghilang, mengungkap bahwa ia hanyalah sosok lukisan. Claire pun mulai transparan, mengungkapkan bahwa ia dan Chai adalah figur dalam lukisan yang dibuat ayah Milo untuk menghibur Raja dan Ratu setelah Claire yang asli hilang. Saat kesedihan melanda, Pal tiba dengan seorang gadis sepuluh tahun—Claire yang asli, yang ia selamatkan dari 'Lubang Ruang-Waktu'. Meskipun Claire asli tidak ikut dalam petualangan, ia mengingat semuanya melalui mimpinya. Kembali ke masa kini, lukisan yang jatuh di rumah Nobita kini telah berubah wujud menjadi lukisan baru dengan tambahan Milo, Doraemon, dan lainnya. Laporan berita terakhir menemukan coretan anak-anak abad pertengahan—gambar Doraemon karya Nobita, yang meskipun dianggap tak berharga oleh kritikus, dipuji oleh ayah Nobita karena menangkap "hasrat sang seniman untuk menggambar sesuatu yang mereka sukai."