Industri hiburan Jepang kembali menyuguhkan sebuah karya yang dinantikan oleh jutaan penggemar di seluruh dunia, khususnya para penggemar JO1. Pada tahun 2025, layar lebar akan dihiasi dengan film dokumenter terbaru yang mengangkat kisah perjalanan salah satu boy group paling fenomenal saat ini, JO1. Berjudul resmi “JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage,” film ini menjanjikan sebuah pandangan mendalam dan intim mengenai evolusi grup, tantangan yang dihadapi, serta impian yang terus mereka kejar.
Latar Belakang JO1: Dari Produce 101 Japan Hingga Fenomena Global
Sebelum membahas lebih jauh mengenai film “JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage,” penting untuk memahami akar dari fenomena JO1 itu sendiri. Grup ini lahir dari sebuah survival audition show yang sangat populer di Jepang, “Produce 101 Japan.” Melalui serangkaian kompetisi yang ketat dan dukungan voting dari pemirsa di seluruh Jepang, sebelas trainee berbakat berhasil terpilih untuk debut sebagai JO1 pada tahun 2020.
Sejak debutnya dengan single “PROTOSTAR,” JO1 dengan cepat menarik perhatian publik berkat bakat vokal, kemampuan dance, dan karisma para membernya. Di tengah berbagai batasan akibat pandemi global, mereka berhasil membangun basis penggemar yang solid dan merilis serangkaian single dan album yang sukses secara komersial. Konser daring dan berbagai aktivitas promosi online menjadi jembatan penghubung mereka dengan para penggemarnya di seluruh dunia.

Mengenai JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage
JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage mengikuti aspirasi mereka, dengan salah satu anggota yang menyatakan, “Saya ingin membawa JO1 ke seluruh dunia.” Adegan-adegan menunjukkan grup tersebut terus maju dengan optimisme: “Kita bisa mendunia. Ya, percayalah. Ayo!”
Pada awal-awal JO1, para anggotanya berkumpul sebagai orang asing, masing-masing dengan latar belakang, tingkat pengalaman, dan alasan pribadi yang berbeda untuk mengejar impian menjadi seorang idola. Yang menyatukan mereka bukan hanya mengejar ketenaran, tetapi proses yang melelahkan dan transformatif untuk bertahan hidup dalam program audisi kompetitif yang disiarkan ke jutaan orang. Sejak awal, kisah mereka adalah tentang ketekunan—mempelajari koreografi baru dalam semalam, menghadapi kritik daring, mengelola kelelahan, dan mengatasi hambatan fisik dan mental. Bulan-bulan awal itu membentuk ikatan yang dalam yang akan menjadi dasar pertumbuhan mereka sebagai sebuah grup. Namun, bahkan setelah debut mereka, jalan mereka sama sekali tidak mulus.
Munculnya pandemi COVID-19 menciptakan tantangan yang sangat sulit bagi JO1. Tepat saat mereka bersiap untuk mempromosikan lagu pertama mereka dan berinteraksi dengan penggemar melalui konser dan acara, dunia tutup. Bagi grup yang mengandalkan penampilan langsung dan energi penonton, isolasi ini merupakan pukulan berat. Dalam dokumenter tersebut, para anggota merenungkan periode ini dengan kejujuran yang nyata.
Salah satu dari mereka mengaku frustrasi karena merasa dikesampingkan, mempertanyakan mengapa dia tidak bisa berdiri di panggung yang menurutnya seharusnya dia tempati. Yang lain mengakui bahwa meskipun rilisan mereka sukses secara teknis, dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang—kesenjangan emosional yang ditinggalkan oleh ketidakmampuan untuk terhubung langsung dengan penggemar dan sepenuhnya mewujudkan impian mereka. Ketidakmampuan untuk tampil langsung tidak hanya memperlambat momentum mereka—tetapi juga menguji keyakinan mereka pada diri sendiri dan misi mereka.
Namun, JO1 bukanlah grup yang menerima stagnasi. Alih-alih mundur, mereka mulai berfokus pada diri sendiri, memperkuat keterampilan dan hubungan mereka. Seiring dengan pencabutan pembatasan, mereka melihat aktivitas di luar negeri sebagai tujuan sekaligus simbol—cara nyata untuk mendapatkan kembali apa yang telah hilang selama pandemi. Pernyataan salah satu anggota bahwa ia ingin “membawa JO1 ke dunia” bukan sekadar pernyataan penuh harapan—itu adalah misi yang ditempa dari kekecewaan dan menjadi mendesak seiring berjalannya waktu.
Grup tersebut mulai berfokus pada membangun kehadiran internasional mereka, mempelajari bahasa asing, berkolaborasi dengan produser global, dan memberikan pertunjukan yang dirancang khusus untuk penonton di luar Jepang. Dengan setiap langkah, konsep kesuksesan mereka berkembang, tidak lagi tentang ketenaran, tetapi lebih tentang makna—tentang membawa pesan harapan dan ketahanan mereka ke tempat-tempat baru, dan membuktikan bahwa artis Jepang dapat bangkit di panggung global tanpa kompromi.
Kedalaman emosional perjalanan JO1 ditegaskan oleh persatuan mereka. Berkali-kali, para anggota saling memuji karena memberi mereka kekuatan untuk terus maju. JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage menyertakan momen ketika seseorang hanya berkata, “Saya bisa berada di sini sekarang karena sesama anggota.” Sentimen ini menangkap esensi cerita mereka: bahwa ketenaran, musik, dan penghargaan hanya bermakna jika dibagikan. Konser mereka tidak lagi hanya pertunjukan tetapi perayaan kelangsungan hidup—bukti tentang apa yang dapat dicapai melalui kepercayaan, dukungan timbal balik, dan penolakan untuk menyerah. Dari berjuang untuk mendapatkan panggung hingga memenuhi tempat-tempat utama, dari trainee anonim hingga ikon budaya, perjalanan JO1 telah menjadi salah satu transformasi yang dibangun di atas keberanian dan rasa syukur.
Saat JO1 menatap masa depan, mereka membawa serta pelajaran dari kisah yang belum selesai. Judul film dokumenter mereka, “JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage”, bukanlah kelemahan—itu adalah sebuah deklarasi. Perjalanan mereka masih berlangsung, dan alih-alih berpura-pura sempurna atau lengkap, mereka memilih untuk berbagi proses itu sendiri dengan para penggemar mereka. Dengan melakukan itu, mereka mengajak para penonton untuk tidak hanya menonton, tetapi juga berjalan bersama mereka—untuk percaya pada keindahan mimpi yang terus berkembang dan kekuatan kebersamaan. Dalam industri yang sering terobsesi dengan polesan, JO1 berani merangkul hal yang belum selesai, dan dengan melakukannya, mendefinisikan ulang apa artinya menjadi seorang idola.
JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage menunjukkan perasaan masing-masing dari 11 anggota JO1 saat merayakan ulang tahun kelima mereka sejak debut, dan perjalanan mereka dalam mewujudkan satu per satu mimpi yang telah mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri selama ini, seperti tur dunia dan konser di Tokyo Dome.
Pemeran dan Lagu Tema JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage
Pemeran utama JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage terdiri dari para anggota JO1 yaitu Ohira Shosei, Kawashiri Ren, Kawanishi Takumi, Kimata Syoya, Kinjo Sukai, Kono Junki, Sato Keigo, Shiroiwa Ruki, Tsurubo Shion, Mamehara Issei, dan Yonashiro Sho.
Lagu tema untuk JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage dipilih adalah “Bon Voyage,” lagu yang menjadi asal muasal judul film tersebut. “Bon Voyage” adalah lagu penggemar yang diciptakan oleh anggota KAWASHIRI REN, KONO JUNKI, and KIMATA SYOYA, dengan semua anggota JO1 berpartisipasi dalam penulisan liriknya, dan termasuk dalam album terbaik mereka “BE CLASSIC” yang dirilis pada tanggal 2 April.
Film dokumenter kedua JO1, “JO1 the Movie Unfinished Bon Voyage,” akan dirilis secara nasional pada hari Jumat, 4 Juli 2025. Selain itu, pemutaran perdana untuk merayakan selesainya film tersebut, yang menampilkan JO1, telah dijadwalkan pada hari Minggu, 22 Juni 2025.